Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 18 Oktober 2009

KITA HANYA MUSAFIR LEWAT

Oleh: Ustad. Anwar Anshori Mahdum

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan” (Qs. Al-Baqarah [2] : 28)

Ketahuilah sahabat, bahwa kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sebentar dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Kita hanyalah musafir yang sedang menempuh perjalanan menuju negeri yang pasti dan abadi. Rasulullah berpesan kepada kita : “Jadilah dirimu di dunia ini seperti orang-orang asing atau seorang musafir ! “ (HR. Ahmad, Buchari, At-tarmidzi dan Ibnu Hibban). Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menasehati kita lewat bukunya “Al-Waqti Fi Hayati Muslim” (waktu dalam kehidupan muslim) Sesungguhnya berlalunya masa dan berputarnya siang dan malam bagi sorang: muslim tidak boleh dibiarkan tanpa mengambil pelajaran dirinya. Paling tidak, ia memikirkan kalau memang belum dapat mengambil pelajaran darinya. Sadarilah bahwa setiap waktu berjalan terjadi seribu satu macam kejadian, dari yang dapat kita indra sampai yang tidak dapat kita indra.

Sahabat, Tidak dapat kita bantah bahwa manusia dengan fitrahnya senang akan kehidupan yang baik dan juga mengharapkan usia yang panjang. Bahkan kalau bisa, kita ingin hidup selama-lamanya. Namun tidak dapat kita sangkal bahwa menginginkan kehidupan yang kekal di dunia adalah kemustahilan, sebab dunia yang sifatnya temporer ini satu saat akan hancur bersama dengan semua yang ada di dalamnya. Manusia dibatasi dengan kematian sebagai akhir suatu perjalanan atau batas kehidupan yang pasti tejadi dan tidak bisa ditolaknya. Kematian adalah akhir dari perjalanan kehidupan dunia yang fana dan pintu gerbang kehidupan yang kekal, yaitu akhirat. Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita agar selalu menyadari tentang kesementaraan kehidupan dunia ini. Dunia hanyalah tempat mengumpulkan bekal, agar kelak kita diterima Allah sebagai tamu yang baik dan ditempatkan pada tempat yang baik pula. Umur dunia sangat pendek, terlebih umur kita. Jangankan dibandingkan dengan lamanya waktu di akhirat, dibandingkan dengan waktu di dalam kubur saja, tentu tidak ada sekejapnya. Di sisi lain, kesementaraan hidup di dunia juga digambarkan oleh rasulullah saw. Dalam sabdanya : “Dunia (hanyalah berumur) tujuh harinya hari-hari akhirat” (HR. Ad-Dailami).

Jika umur dunia semenjak diciptakan hingga dihancurkan (kiamat) kelak hanya sebanding dengan tujuh harinya hari-hari akhirat, maka akan tergambarkan oleh kita bahwa umur kita tidak ada satu detikpun dari hari-hari akhirat. Jikalau kita mau menggunakan akal sehat dan berpikir sejenak tentang hakekat hidup di dunia ini, niscaya selain waktunya sangat sementara dan hanya satu kali, juga akan kita sadari bahwa kehidupan kita yang sangat sementara dan satu kali itu menjadi faktor penentu bahagia–sengsaranya kita dalam menjalani kehidupan yang sesungguhnya di akhirat kelak. Akhirat adalah kehidupan pasca dunia yang teramat panjang, dan panjang tak terkirakan. Ketahuilah, Kematian bukanlah perjalanan akhir bagi kehidupan sebenarnya, tetapi hanya merupakan tempat singgah (transit). Kematian itu sebenarnya hanya merupakan perpindahan dari satu norma ke norma yang lain. Kematian adalah suatu tanda bahwa kehidupan masa uji coba manusia telah selesai. Ketika hidup di dunia manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menjadi cobaan dan ujian baginya. Namun ketika kematian datang, selesailah kesempatan untuk memilih. Pada fase baru ini manusia dipaksa untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mati. Pada saat inilah ia dapat melihat malaikat maut dan alam Allah yang sebelumnya terhijab (tertutup). Disebutkan dalam firman Allah : “Sesungguhnya kamu berada dalam kehidupan lalai dari (hal) ini, maka kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari yang amat tajam”. (Qs. Qaaf [50] : 22) . Ketika berada di alam substansi (dzar) dulu, kita pernah mengalami kematian. Setelah itu kita ke dunia menjadi makhluk hidup, dan tidak lama kemudian kita akan mengalami kematian lagi. Selanjutnya kita akan dibangkitkan, sebagaimana disebutkan dalam Al-qur’an : “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan” (Qs. Al-Baqarah [2] : 28)

Ketahuilah, Pasca di dunia masih ada alam kubur, Pasca alam kubur masih ada kiamat dan hari kebangkitan. Pasca kebangkitan masih ada alam padang mahsyar (mauqif) dan penimbangan amal (yaumul hisab). Pasca yaumul hisab masih ada kehidupan yang tidak terkirakan lamanya dan tidak mengenal batas akhir, yakni syurga atau neraka. Pada saat itu sejarah kemanusiaan sudah usai dan perjalanan telah berakhir dengan pasti. Yang terbentang dihadapan manusia saat itu adalah era kehidupan syurga atau neraka.

0 komentar:

VISI & MISI

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Qs. Ali Imran [4]: 104

VISI DA MISI
Visi : Menuju Masyarakat Bertauhid Misi: Menjalin Ukhuwah, memperkuat da’wah demi tegaknya masyarakat bersyariah

AWAL MELANGKAH
Paling tidak ada empat prioritas yang harus kita susun bersama sebagai pertanggungjawaban moral kita sebagai ummat mayoritas, yaitu: Murnikan Akidah dari segala bentuk kemusyrikan, bersihkan jiwa dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan, sempurnakan ibadah dari segala pengaruh riya, bid’ah dan kemunafikan dan kokohkan ukhuwah demi tegaknya syariah. Pada sisi yang lain, kondisi ummat Islam dewasa ini masih di hadapkan pada berbagai persoalan; berupa keterbelakangan social, ekonomi, poltik dan cara berpikir. Sementara kondisi obyektif masyarakat ( non muslim ) terus bergerak maju dalam capaian ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Bahkan kondisi ini semakin di perparah dengan adanya polarisasi dalam tubuh ummat Islam, sehingga menjadi lahan empuk untuk mengadu domba sesama muslim, terutama bagi mereka yang tidak senang melihat kemajuan ummat Islam.

Di dorong oleh realitas di atas dan keinginan untuk mengambil bagian dalam porsi da’wah. Lembaga Da’wah Dan Sosial AL-ISRA turut ambil bagian untuk mengisi lahan-lahan da’wah yang kerap terabaikan oleh kebanyakan ummat. Dan semua langkah ini di niatkan sebagai konsekwensi pertanggung jawaban akan wajibnya menyerukan amar ma’ruf dan nahyi munkar.

Program

1 Program Beasiswa pendidikan Yatim Dan dhu’afa ( Non Panti )
Program ini bertujuan membantu anak yatim dan dhu’afa untuk menyelesaikan sekolahnya lewat bantuan pembayaran dan SPP juga keperluan sekolah. Program santunan pendidikan yatim dan dhu’afa eLDaSi AL-ISRA mengajak berinpestasi untuk kepentingan akhirat kita. Beri mereka harapan agar bisa menikmati hari depan. Jadikan yang terbaik dari harta kita untuk sebuah keabadian.

2 Pesantren Dan Panti Asuhan Dhu’afa
Alhamdulilllah, eLDaSi AL-ISRA mendapat kepercayaan untuk mengelola tanah wakap di daerah Muara Gembong. Di lahan tanah wakap seluas 1.620 M Insya Allah akan kami dirikan lembaga pendidikan Pesantren Yatim dan Dhu’afa. ( masih dalam tahap pengembangan )

SUNDUQ DAKWAH

Hidup adalah apa yang kita persembahan untuk Allah, demi Allah dan karena Allah. Kita ada bukan hanya sebatas ada, tetapi bagaimana kita mampu memanfaatkan “keadaan” sebagaimana Allah menciptakan kita tidak mengada-ada. Sudahkan kita memaknai “keadaan” hidup dengan mempersembahkan yang terbaik buat bekal kita. ELDaSi AL-ISRA mengajak untuk menyisihkan sebagian rizki yang kita miliki untuk inpestasi akhirat kita. Bantu saudara kita yang tidak mampu untuk mewujudkan cita-cita mereka. Jadikan yang terbaik dari harta kita untuk sebuah keabadian. Semoga Allah memudahkan rizki yang kita cari dan meringankan tangan kita untuk memberi.

Badan Hukum: Notaris Nida Khaerany SH. No. 10 Tanggal 20 Mei 2002
Sekretariat: Jl. RH. Umar RT 05/18 Ceger Jakasetia Bekasi Selatan 17147

Salurkan DONASI ANDA melalui; Bank Syariah Mandiri Cab. Bekasi No. Rek. 0050043906 a/n Anwar Anshori

Kegiatan

Agenda kegiaan yang menjadi skala prioritas kegiatan eLDaSi AL-ISRA adalah; pengembangan Da’wah dan kegiatan sosial.

Program da’wah:

1. Majlis Talim kaum Ibu
Kegiatan ini dilakukan setiap pekan, pada hari senin pukul 13.00 ( ba’da dzuhur ) dan sementara hanya di khusus untuk kaum ibu. Materi yang disampaikan dalam majlis ini adalah: Fiqh Ibadah, Fiqih Mu’amalah, Fiqh Nisa’ dan Tsaqofah Islamiyah.

2. Majlis Muhasabah ( getar kalam off air )
Kegiatan ini merupakan kerjasama eLDaSi AL-ISRA dengan Radio Dakta 107 FM. Di ilhami dari acara Getar Kalam yang di asuh oleh Ust. Anwar Anshori Mahdum. Di laksanakan setiap pekan pertama dan ketiga ( hari ahad ) pukul 13.00 – 15.00. bertempat dimasjid Agung Al-barkah. Kajian ini di isi oleh narasumber tetap; yaitu Ustadz Anwar Anshori Mahdum ( pengisi kajian Islam Radio Dakta 107 FM )

3. Kajian Mar’atush Sholehah
Dilaksanakan setiap akhir bulan, Kegiatan ini bertujuan memberikan pembinaan kepada wanita-wanita muslimah terkait dengan bagaimana seharusnya wanita muslimah berprilaku Diharapkan dengan program ini para wanita mulimah mendapat bekal ketauladanan yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan aturan Islam.

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP